Senin, 12 September 2011

Terapi Sengat Lebah Balada Lebah, Sekali Sengat Langsung Mati

Lebah madu yang kita kenal selama ini hanya sebagai penghasil madu, tapi jika ditelaah lebih jauh lagi banyak produk yang dihasilkan lebah. Seperti royal jelly, bee polen, propolis, lilin lebah hingga racun lebah (bee venom). Hal yang baru di dunia kesehatan adalah memanfaatkan racun lebah (bee venom) untuk mengobati beberapa penyakit dengan cara menyengatkan lebah ke tubuh pasien.  Terapi sengat lebah atau Apiteraphy telah diakui oleh WHO (Organisasi Kesehatan dunia) dan di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak tahun 1980-an.
Terapi pengobatan sengat lebah sudah dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maupun medis dan jutaan orang telah terbantu dengan pengobatan ini. Penerapan terapi lebah di Indonesia sangat beragam dari yang tradisional sampai dengan yang modern, ada yang menerapkan utuh dan ada yang sebagian saja, namun menggunakan sengat lebah untuk penyakit tertentu saja. Berikut petikan wawancara media ini dengan H. Wawan Darmawan, Dirut PT. Madu Pramuka yang juga Sekjen Asosiasi Perlebahan dan Konsultan Perlebahan :
Apa kandungan dari racun lebah sehingga dapat digunakan untuk pengobatan? Sengat lebah mempunyai bisa yang mengandung air dan enzim-enzim seperti fosfolipase A dan Hyaluronidase. Hyaluronidase memecah cairan antar sel sehingga racun lebih cepat menyebar di antara sel, sedangkan fosfolipase A merusak fosfolipid yang menyebabkan kematian sel. Peptida yang paling berperan adalah melittin, apamin, Mast Cell Degranulating Peptida, dan adolapin. Komponenen zat tersebut akan berfungsi sebagai anti radang, anti jamur, anti bakteri, anti pyretic.
Jenis lebah apakah yang biasa dimanfaatkan sengatannya dan bagaimana cara kerja racun tersebut pada tubuh manusia?
Jenis lebah yang paling baik digunakan adalah jenis Apis melifera (lebah unggul). Lebah disengatkan pada tubuh manusia, tergantung keluhan yang diderita tapi yang paling banyak adalah daerah leher. Sengatan lebah tersebut dapat merangsang kerja jantung dan memberikan kehangatan melalui pembuluh-pembuluh darah keseluruh tubuh. Dalam praktiknya, apipunktur (terapi sengat lebah) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menyengatkan lebah secara langsung ke tubuh manusia dan dapat pula melalui suntikan yang berisi racun lebah. Teknik memberikan suntikan berisi racun lebah lebih dikenal di Jepang sudah sejak lama.
Apakah tidak berbahaya?
Sejauh ini, selama lebih dari 30 tahun Pusat Perlebahan Pramuka di Cibubur, Jakarta Timur, memberikan terapi sengat lebah belum pernah mendapatkan keluhan dari pasien yang datang. Ketepatan dari takaran sengatan dan titik-titik sengatan lebah harus disesuaikan dengan keluhan pasien yang ingin diterapi. Therapist telah dibekali dengan teknik-teknik akupuntur sehingga mengetahui dengan tepat bagian tubuh mana yang sebaiknya diterapi. Karena jika terjadi kelebihan takaran racun lebah dapat berpengaruh buruk terhadap kerja paru-paru sehingga mengakibatkan sesak nafas.
Jenis penyakit apa saja yang bisa disembuhkan dengan terapi ini?
Paling banyak, jenis penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan syaraf  atau penyumbatan pembuluh darah. Seperti stroke, migraine, reumatik, tekanan darah rendah, tekanan darah tinggi, lumpuh, sering kesemutan bahkan untuk impotensi juga bisa diterapi. Pusat sengatan adalah di titik-titik saraf pusat, untuk kasus impotensi sengatan lebah dipusatkan dititik saraf diatas pusar.
Berapa kali seseorang yang sakit harus melakukan terapi?
Sebagai tahap perkenalan, jika pasien baru pertama kali menjalani terapi adalah satu kali sengat saja. Untuk terapi berikutnya, tidak boleh lebih dari 10 kali sengatan. Terapi dilakukan hingga pasien sudah merasakan keluhannya berkurang. Ibu hamil, bayi,anak-anak serta usia lanjut tidak diijinkan melakukan terapi ini. Pasien dengan penyakit kronis dan mempunyai bakat alergi parah juga tidak boleh menjalani terapi sengat lebah.
Apakah reaksi yang terjadi setelah terapi dan bagaimana mengatasi rekasi tersebut?
Reaksi yang paling umum terjadi saat seseorang pertama kali terapi ini adalah reaksi local dan sistemik. Yaitu reaksi bengkak disekitar sengatan, gatal, kaku disekitar sengatan, lemas dan demam. Tapi reaksi ini wajar, seperti kita habis diimunisasi karena racun sedang bereaksi didalam tubuh. Tapi reaksi yang dirasakan pasien tidak sama, tergantung daya tahan tubuh pasien. Untuk menetralkan rekasi tersebut, dibekas sengatan lebah dioleskan minyak gosok dan untuk memulihkan stamina dan mengurangi alergi disarankan minum madu. Sehingga terapi sengatan lebah akan lebih efektif dikombinasikan dengan pemberianmadu, bee pollen, propolis, ataupun royal jelly. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Pusat Perlebahan PT. Madu Pramuka, Komplek Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur (021)8445105.(diterbitkan Koran Pak Oles/204/nit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar